![]() | ||||||
Sluku Sluku Bathok Versi Bahasa Arab dan Bahasa Jawa |
Agama
adalah agama yang paling mulia, agama yang di ridhoi oleh Alloh , dan Alloh
sendirilah yang akan menjaga Agama Islam, secara singkat islam terbentuk dari
lima huruf abjad yaitu I S L A M,
yang kemudian oleh orang jawa di akronimkan Ingin
Selamat Laksanakan Ajaran Muhammad, ada lagi Isya Subuh Luhur Asar Magrib, Semua itu adalah hasil karya masyarakat
jawa yang menjadi kata ISLAM.
Dalam
agama islam dikenal dengan Bahasa Arab tetapi tidak harus memakai bahasa arab
dalam kesehariannya. Pembawa agama islam, terutama di tanah jawa ini adalah
Wali Songo. Para wali songo yang dikenal sebagai pembawa agama islam tercepat
dengan metode metode yang disampaikannya, sampai saat ini masih mancep di hati
masyarakat.
Orang
jawa dulu ( wong jaman biyen ) untuk menyerap informasi dan untuk mengucapkan
lafadz-lafadz arab itu sulit, karena memang cetakan lidah, itu bukan hanya
orang dulu, sampai saat ini saja orang jawa untuk mengucapkan bahsa arab dengan
fasih saja sangat sulit.
Sekedar
contoh saja
Dholim dibaca Lalim
Abdul
Rozak dibaca Dolrajak
Isya dibaca Ngisa
Mauludan dibaca muludan dll
Berkaitan
dengan hal itu, maka para wali songo bijaksana, dalam penyebaran ini para wali
songo menggunakan metode Emotional Qoestient dan Emotional Intellegent. Untuk memberikan
informasi tentang islam para wali menggunakan bahasa arab tapi di jowok no agar
mudah dipahami. Sekedar contoh Kalau ada
lapangan yang luas iku diarani Alon-Alon
diambil dari bahasa arab Allaun allaun yang artinya macam-macam. Kalau
gak percaya liat aja di alon-alon isine lak muacem muacem.. ada yang duduk..ada
yang berdiri,,ada yang berjalan,, ada yang main-main..ada yang jualan..ada yang
gendak an…
Perlu
di ketahui, Seluruh wali songo itu semua Hafal Al-Quran. Bahkan Sunan Bonang
itu hafal Kitab Shohih Ibnu Hiban ( tebalnya lebih tinggi dari Printer Epson
T13x), Tetapi para wali songo kalau menasehati masyarakat tidak sedikit-sedikit
pamer dalil, tidak memakai bahasa al-quran, Para wali songo hanya menggunakan
Gending-gending jowo (Syair). Seumpama para wali songo menasehati masyarakat
sedikit-sedikit pakai dalil,,semua itu akan sia sia (hilang)..
Dibawah
ini adalah salah satu contoh Gending Jowo yang digunakan para wali untuk
menasehati masyarakat.
Sluku-sluku bathok Usluku suluka bathnaka
Bathoke
ela-elo Bathnaka La ilaha illallahu
Si
Rama menyang Solo Siiruu ma’aa man sholla
Oleh-olehe
payung motho Allahu faizun ‘ala man taaba
Tak jenthit lolo lobah Ittakhidzillaha
Robba
Wong mati ora obah Man maata
roaa dzunuubah
Yen obah medeni bocah Dzunuuba
dainin yaghillu yadah
Yen urip goleka dhuwit. Rottibil kolbi bil qouluts tsabit
Sir sir pong udele bodong Sir sairon dalla
showabaan
Untuk
Bahasa Arabnya bisa lihat di atas,,,dan untuk penjelasanya..baca terus
postingan kali ini.
Sluku-sluku
bathok
Usluku
suluka bathnaka
Ngambaho
siro koyo ngambahe weteng siro
Maknanya adalah kita disuruh untuk mengambil jalan yang
seperti perut kita yang telah terisi makanan. Jalan itu adalah jalan lurus.
Seperti yang ada dalam surat fatihah, dalam surat fatihah terdapat 3 jalan dan
kita manusia disuruh untuk memilih salah satu jalan dengan konsekuensi yang 2
harus ditinggalkan. Ketiga jalan tersebut adalah Shirootolladiina an’amta ‘alaihim (
jalan-jalan orang yang telah diberi nikmat oleh Allah), Ghoiril maghdhuubi ‘alaihim (
jalan-jalan orang yang dibenci Allah ) dan Waladholliin
( jalan-jalan orang yang disesatkan oleh Allah)
Bathoke ela – elo
Bathnaka La ilaha illallahu
Isien batin (weteng) siro kelawan La ilaha illallahu
Maknanya adalah kita disuruh untuk mengisi batin (perut)
kita dengan La ilaha illallahu, karena
di dalam perut segala sesuatu ada, dalam bahasa jawanya perut adalah Weteng ( isine ruwet tur peteng ),
kemudian para wali menyuruh umat manusia untuk mengisi batin kita dengan La ilaha illallahu yaitu tiada tuhan
kecuali Allah agar batin kita tidak gelap, yang kedua para wali menyuruh umat
manusia untuk mengisi perut manusia dengan makanan dan minuman yang halal
supaya isine gak ruwet tur peteng.
Si romo menyang solo
Siiruu ma’aa man sholla
Lumakuo siro kabeh sumertane wong kang podo sholat
Romo artinya bapak. Dan bapak adalah kepala keluarga. Makna
dari gending di atas adalah kita disuruh untuk selalu bersama-sama orang-orang
yang telah melakukan sholat supaya kita selalu senantiasa menjaga sholat kita. Dan
sholat adalah Ro’sul Ibadah. . Ro’sun
artinya kepala . Maknanya coro uwong Sholat itu adalah kepala, manusia bias anggap
orang jikalau masih mempunyai kepala. Dalam islam juga seperti, orang itu masih
bias dikatakan islam dan iman jikalau orang itu tetap sholat.
Oleh-oleh e payung motho
Allahu faizun ‘ala man taaba
Gusti Allah iku seneng marang wong kang tobat
Makna Tobat disini bukan berarti orang yang telah berbuat
maksiat yang sangat besar, atau orang-orang yang telah berbuat dosa besar kemudian
bertobat.
Makna tobat disini adalah orang-orang yang kembali. Dalam bahasa
arab tobat
adalah Taaba maknane wong kang bali. Yaitu orang –orang yang telah
kembali dan orang-orang yang mau kembali ke jalan yang benar yaitu agama islam
dan Allah sendiri menyukai orang-orang tobat dan orang-orang yang kembali ke
jalan Allah dengan senantiasa melaksanakan hukum-hukum islam dalam bahasa
santrinya Allah menyukai orang-orang yang taqwa ( orang-orang yang menjalankan
perintah Allah dan orang-orang yang meninggakan larangan Allah secara dhohir
maupun bathin)
Tak
jenthit lo lo lobah
Ittakhidzillaha Robba
Ngalapo siro kabeh ing Allah dadi pengeran siro kabeh
Maknanya kita disuruh yakin
dengan Allah dan mengambil Allah sebagai tuhan kita, seng liane ojo. Karena
tuhan itu cuma satu yaitu Allah. Allah yang maha kuasa Allah yang menciptakan
seluruh isi alam. Allah tempat bergantung, Allah yang tidak diperanakan maupun
yang mempunyai anak. Seperti dalam Surat Al-Iklas
Wong
mati ora obah
Man maata roaa dzunuubah
Sopo wonge kang mati mongko bakal
weruh ing dosane
Maknane.
Umat manusia akan mengetahui semua perbuatannya, terutama dosanya, ketika
manusia itu mati, Karena sekecil apapun perbuatan kita, Allah akan tetap
mengetahuinya. Karena Allah maha menghisab (menghitung perbuatan) besok di hari
kiamat. Man maata roaa dzunuubah
ambek wong jowo didadekno Wong mati ora
obah.
Yen
obah medeni bocah
Dzunuuba
dainin yaghillu yadah
Utawi
doso utang iku kang blenggu tanggan loro siro kabeh
Maknane.
Yang membelenggu kedua tangan manusia adalah adalah dosa hutang. Baik hutang
dengan Allah yaitu berupa Ibadah Mahdhoh maupun hutang kepada manusia yang
berupa Ibadah Muammalah. Karena Orang yang dikatakan Sholeh itu, ketika
Hubungannya dengan Allah itu baik dan Ketika hubungannya dengan manusia itu
juga baik. Jika hanya satu yang baik, maka belum dikatakan Sholeh.
Yen
urep golek o duwet
Rottibil
kolbi bil qouluts tsabit
Runtutno
o atimu kelawan guneman kang wes kliwat
Maknane.
Kita harus tetap menjaga hati kita , bagaimana kita menjaga hati kita, yaitu
dengan qouluts tsabit, apa qouluts tsabit itu ? yaitu La
ilaha illallah. Dengan tujuan supaya
hati kita tetap dalam koridor ajaran agama islam dengan membawa La
ilaha illallah. Karena manusia itu hidup itu kaleh Allah disuruh cekelan
La
ilaha illallah. Manusia mati kedah gowo La ilaha illallah. Masuk surga
buka pintu surga kelawan kunci La ilaha illallah.
Sir
sir pong udele bodong
Sir sairon dalla showabaan
Lumakuo siro kabeh marang dalan
kabeneran
Maknane. Kita harus selalu
mencari jalan yang menunjukkan kepada jalan kebenaran. Yaitu Gobdelan Agamane
Allah. Seperti
yang ada dalam surat fatihah, dalam surat fatihah terdapat 3 jalan dan kita
manusia disuruh untuk memilih salah satu jalan dengan konsekuensi yang 2 harus
ditinggalkan. Ketiga jalan tersebut adalah Shirootolladiina an’amta ‘alaihim (
jalan-jalan orang yang telah diberi nikmat oleh Allah), Ghoiril maghdhuubi ‘alaihim (
jalan-jalan orang yang dibenci Allah ) dan Waladholliin
( jalan-jalan orang yang disesatkan oleh Allah)
Masyaallah sungguh indah indah
lantunan gendingan para walisongo dan sungguh sangat sangat luas makna dan cakupannya, Semoga Allah senantiasa
menjaga semua gending-gending para
walisogo seperti Allah menjaga Al-Quran.
Postingan kali ini saya rangkum
dari ceramah KH. Anwar Zahid kyai kondang asal Bojonegoro.