
Kenapa ulama sekarang ada sebagian yang
lebih suka membesar-besarkan perbedaan dibandingkan persatuan dan ukhuwah
ummat?
Jawabannya adalah karena Ilmu lebih
dikedepankan daripada adab. Imam Darul Hijrah, Imam Malik rahimahullah pernah
berkata pada seorang pemuda Quraisy,
تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم
“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”
Kenapa sampai para ulama mendahulukan
mempelajari adab? Sebagaimana Yusuf bin Al Husain berkata,
بالأدب تفهم العلم
“Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.”
Terlalu banyak menggeluti ilmu diin sampai
lupa mempelajari adab. Lihat saja sebagian kita, sudah mapan ilmunya, banyak
mempelajari tauhid, fikih dan hadits, namun tingkah laku kita terhadap orang tua,
kerabat, tetangga dan saudara muslim lainnya bahkan terhadap guru sendiri jauh
dari yang dituntunkan oleh para salaf.
Coba lihat saja kelakuan sebagian kita
terhadap orang yang beda pemahaman, padahal masih dalam tataran ijtihadiyah.
Yang terlihat adalah watak keras, tak mau mengalah, sampai menganggap pendapat
hanya boleh satu saja tidak boleh berbilang. Ujung-ujungnya punya menyesatkan,
menghizbikan dan mengatakan sesat seseorang.
Padahal para ulama sudah mengingatkan untuk
tidak meninggalkan mempelajari masalah adab dan akhlak.
Ibnul Mubarok berkata,
تعلمنا الأدب ثلاثين عاماً، وتعلمنا العلم عشرين
“Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami
mempelajari ilmu selama 20 tahun.”.
No comments:
Post a Comment
Please..
Berikan saran...